Ketika api membakar sebagian Masjid Al Aqsha karena ulah Yahudi ekstrim, seakan api itu membakar dunia seluruhnya, membakar nurani dunia sampai menjadi abu... Hari ini kita mengenang "Peringatan Pembakaran Masjid Al Aqsha", pembakaran yang menyakitkan itu. Luka itu kembali terusik, darah kembali mendidih, dan hati kita tergerak untuk membalas kejahatan terhadap tempat suci yang diberkahi itu.
Raut di wajah kita menyiratkan kekecewaan.. Ada perasaan yang kita tak mampu melawannya... Sekarang setelah kebakaran juga melanda Arab Spring (Musim Semi Arab) kita.. bahkan melanda seluruh musim kita semuanya.. Tak mungkin kita menunggu "tamparan" lainnya agar kita sadar dan berbuat sebagaimana mestinya.
Orang yang terdekatpun membiarkan kami.. Masji suci kami pun jadi asing bagi mereka.. Mata dunia kami temukan berpaling dari kiblat umat Muslim pertama.
Sekarang kami menghadapi undang-undang zhalim dunia.. Kami melawan penjajah dengan kekuatan yang kami milik..Kami bercita-cita membebaskan Al-Aqsha dari penistaan Zionis, Peringatan Pembakaran Masjid Al-Aqsha tak akan berlalu begitu saja.. Meski sakit itu begitu dalam di relung-relung jiwa kami.. Bahkan ribuan “kebakaran” terjadi setiap hari dan kami temukan pembiaran dan pembiaran.
Namun kami tetap percaya Fajar Kemenangan melawan penjajah zionis sangat dekat.. Karena kami percaya, hak yang teramas tidak akan bisa dikembalikan dengan pembiaran atau justru melupakannya.. Hak terampas hanya bisa diambil kembali dengan kekuatan..
Abo Farah Saleem Tumallah
EmoticonEmoticon